MAKALAH
PENTINGNYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENDIDIKAN
Disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan
Dosen pengampu : Dr. H.
Samino, M.M.
Disusun oleh: Kelompok 15
1.
Novi Kanastiowati (A510120168)
2.
Riesdam
Mahdi M (A510120190)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
A. PENTINGNYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DALAM PENDIDIKAN
Pengambilan
keputusan ialah proses memilih sejumlah alternative (Usman,2008:361).
Adapun
keputusan adalah suatu pilihan yang dibuat dari dua atau lebih alternative (Robins,
2003:172). Disamping itu menurut Hasibuan (2007:55) Pengambilan keputusan
adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative
untuk melakukan aktivitas-aktivitas pada masa yang akan datang. Dari pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat
penting dalam kepemimpinan pendidikan, karena memiliki peran penting dalam memotivasi,
pemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan perubahan dalam organisasi.
Dalam sisi lain Hasibuan
(2007:53-54) mempertanyakan kenapa pengambilan keputusan merupakan hal yang
sangat penting dalam manajemen? Pertanyaan tersebut dijawab sendiri oleh
Hasibuan sebagai berikut :
·
Keputusan merupakan permulaan dari
suatu kegiatan manusia yang sadar dan terarah,baik secara individual, kelompok,
maupun secara institusional. Jadi barang siapa yang menghendaki adanya kegiatan
(aktivitas) tertentu, ia harus mampu dan berani mengambil keputusan yang
berhubungan dengan hal itu setepat-tepatnya.
·
Keputusan ditujukan untuk masa yang
akan datang, efek hasilnya akan berlangsung atau berguna pada hari-hari yang
akan datang, sementara hari yang akan datang itu tidak menentu serta penuh
dengan beraneka macam resiko.
·
Keputusan akan menciptakan masalah
(aktivitas), tetapi keputusan juga akan menyelesaikan masalah.
Dalam
praktiknya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan. Menurut Siagian (1991) aspek-aspek tertentu bersifat internal dan
eksternal yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
Adapun aspek internal tersebut antara lain :
·
Pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang secara
langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan. Biasanya semakin luas
pengetahuan seseorang semakin mempermudah pengambilan keputusan.
·
Aspek
kepribadian. Aspek kepribadian
ini tidak nampak oleh mata tetapi besar peranannya bagi pengambilan keputusan.
Sementara
aspek eksternal dalam pengambilan
keputusan, antara lain :
·
Kultur. Kultur yang dianut oleh individu bagaikan kerangka
bagi perbuatan individu. Hal ini berpengaruh terhadap proses pengambilan
keputusan.
·
Orang
lain. Orang lain dalam
hal ini menunjuk pada bagaimana individu melihat contoh atau cara orang
lain (terutama orang dekat ) dalam melakukan pengambilan keputusan. Sedikit
banyak perilaku orang lain dalam mengambil keputusan pada gilirannya juga
berpengaruh pada perilkau individu dalam mengambil keputusan.
Syarat-syarat pengambilan keputusan
yang efektif:
·
Memusatkan
perhatian untuk memahami keputusan secara mendalam yakni dengan cara
mendefinisikan permasalahan yang dihadapi, bukan memberi jawaban.
·
Mengeluarkan
dan mendiskusikan pandangan-pandangan yang berbeda hingga satuan pandangan
dapat dicapai.
·
Mencari
sejumlah alternatif ketimbang mencari penyelesaian yang benar.
Seorang pemimpin pendidikan harus
mampu menjadi pemecah masalah bagi dirinya
dan orang lain. Ini merupakan konsekuensi logis sebagai
seorang pemimpin, karena mau tidak mau, suka tidak suka, ia harus berani
mengambil keputusan. Karena posisinya sebagai problem solver, ia harus
benar-benar memiliki daya analisis yang tinggi, sehingga keputusan yang diambilnya
sudah dipertimbangkan secara matang, yang dapat dilakukan
melalui studi kasus, pengamatan, maupun wawancara
terfokus.
Pemimpin
pendidikan sebagai problem solver dituntut untuk
memiliki kreativitas dalam memecahkan
masalah dan mengembangkan alternatif
penyelesaiannya. Berpikir kreatif untiuk memecahkan masalah dapat
dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
·
Tahap
orientasi masalah,
yaitu merumuskan masalah dan mengindentifikasi
aspek aspek masalah tersebut. dalam prospeknya,
si pemikir mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang
dipikirkan.
·
Tahap preparasi. Pikiran harus
mendapat sebanyak mungkin informasi yang relevan
dengan masalah tersebut. Kemudian informasi itu diproses untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan pada tahap orientasi.
·
Tahap
inkubasi. Ketika
pemecahan masalah mengalami kebuntuan maka biarkan pikiran
beristirahat sebentar. Sementara itu pikiran bawah sadar kita akan bekerja
secara otomatis untuk mencari pemecahan masalah.
·
Tahap
iluminasi. Proses inkubasi
berakhir, karena si pemikir mulai mendapatkan ilham
serta serangkaian pengertian (insight) yang dianggap
dapat memecahkan masalah.
·
Tahap
verifikasi, yaitu melakukan
pengujian atas pemecahan masalah tersebut, apabila gagal maka tahapan
sebelummnya harus di ulangi lagi.
0 komentar:
Posting Komentar